PERKEMBANGAN 5G DI INDONESIA


1.    PENDAHULUAN
Perkembangan kebutuhan telekomunikasi yang semakin meningkat, disertai dengan peningkatan kebutuhan akan berbagai jenis layanan yang ada, mendorong teknologi komunikasi bergerak untuk terus melakukan evolusi. Dimulai dari teknologi 0G, Pergeseran teknologi 3G ke 4G di Indonesia berjalan mulus dan sejak diresmikan secara nasional pada Desember 2015, dalam waktu lima bulan saja jumlah pelanggan 4G di Indonesia sudah menyentuh angka 20 juta. Sistem telekomunikasi bergerak terus melakukan perbaikan dari berbagai sisi hingga saat ini teknologi telah memasuki generasi keempat (4G). Kebutuhan yang semakin meningkat dan mendesak, mendorong evolusi sistem telekomunikasi menuju ke generasi kelima (5G), dengan berbagai potensi keunggulan yang menjanjikan. Namun, di samping keunggulan, beberapa tantangan yang muncul juga perlu untuk diteliti dan dicarikan solusinya. Kesiapan teknologi telekomunikasi yang ada saat ini perlu dianalisis untuk mempersiapkan penerapan teknologi generasi kelima (5G), yang diprediksi akan diterapkan mulai tahun 2020.

2.    ISI
Teknologi telekomunikasi telah mengalami perkembangan yang panjang, dimulai dari generasi nol hingga generasi keempat yang sudah diimplementasikan saat ini.
a.    Generasi Nol (0G)
Teknologi telekomunikasi dimulai dengan teknologi mobile radio telephone, yang diidentifikasi sebagai generasi nol (zero generation/0G). Teknologi ini muncul sebelum adanya sistem komunikasi selular. Beberapa teknologi yang digolongkan ke dalam generasi nol, diantaranya:
1.    Push to Talk (PTT)
2.    Mobile Telephone System (MTS)
3.    Improved Mobile Telephone System (IMTS)
4.    Advanced Mobile Telephone System (AMTS)
  
b.   Generasi Pertama (1G)
Generasi pertama dari sistem telekomunikasi bergerak berbasis kepada sinyal analog. Sistem pada generasi ini hanya mengakomodasi suara dan menggunakan teknologi circuit switched. Sistem generasi pertama menggunakan multiplexing berbasis frekuensi, yaitu Frequency Division Multiple Access (FDMA). Generasi pertama memiliki sejumlah kekurangan, diantaranya kapasitas rendah, permasalahan pada proses handoff, serta masalah keamanan. Beberapa teknologi yang digolongkan ke dalam generasi pertama, diantaranya:
1.    Analog Mobile Phone System (AMPS)
2.    Total Access Communication System (TACS)

c.    Generasi Kedua (2G)
Generasi kedua dari sistem telekomunikasi bergerak berbasis kepada sinyal digital. Sistem pada generasi ini masih berfokus kepada transmisi suara, dengan kelebihan pada fasilitas short message services (sms). Bandwidth yang digunakan pada generasi ini antara 20-200 kHz. Pada generasi ini, beberapa penelitian terkait value added services telah dimulai. Generasi ini menggunakan teknologi multiplexing berbasis waktu, yaitu Time Division Multiple Access (TDMA) dan teknologi multiplexing berbasis kode, yaitu Code Division Multiple Access (CDMA). Pada generasi kedua ini lahirlah teknologi Global System for Mobile Communication (GSM).

d.   Generasi Ketiga (3G)
Generasi ketiga dari sistem telekomunikasi bergerak dimulai pada tahun 2000, dengan kecepatan transmisi dari 144 kbps-2 Mbps. Generasi ketiga diimplementasikan pada multimedia cell phone atau yang lebih dikenal dengan smart phone, dengan berbagai fasilitas seperti video call, Voice over IP (VoIP), Mobile TV, Online Gaming. Beberapa teknologi yang digolongkan ke dalam generasi ketiga, diantaranya:
1.    CDMA 2000
2.    Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)
3.    Time Division Synchronous Code Division Multiple Access (TD SCDMA)
  
e.     Generasi Keempat (4G)
Generasi keempat menghadirkan berbagai layanan baru, seperti multimedia message service (mms), televisi digital, video conference. Generasi keempat berbasis kepada teknologi OFDM dan CDMA. Beberapa fitur didukung dengan adanya teknologi Long Term Evolution (LTE). Teknologi pada generasi ini berfokus kepada layanan data melalui berbagai value added services yang diberikan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Walaupun teknologi yang ada saat ini telah mengalami perkembangan pesat jika dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, namun kebutuhan yang semakin meningkat terhadap telekomunikasi mendorong munculnya usulan-usulan teknologi baru. Adapun kondisi teknologi telekomunikasi yang saat ini masih dianggap sebagai kekurangan dan memerlukan perbaikan adalah sebagai berikut:
1.    Persoalan latency
Munculnya aplikasi dan kebutuhan layanan yang bersifat realtime dan resolusi tinggi, seperti online gaming, video conferencing, high definition TV, mendorong munculnya permintaan terhadap tingkat latency yang semakin baik. Persoalan latency saat ini masih merupakan salah satu kendala yang dihadapi sehingga diperlukan teknologi baru yang dapat meningkatkan kinerja dalam hal latency.

2.    Aspek keamanan
Seiring dengan meningkatnya penggunaan dan layanan telekomunikasi, kebutuhan terhadap tingkat keamanan data juga semakin meningkat. Ancaman hacker dan pembobol data lainnya perlu diantisipasi dengan teknik enkripsi yang semakin handal.

3.    Konsumsi daya
Salah satu persoalan yang dihadapi pengguna layanan telekomunikasi saat ini adalah konsumsi daya. Kebutuhan dan mobilitas pengguna yang semakin tinggi menuntut adanya peningkatan dalam penghematan konsumsi daya, terutama terkait dengan ketahanan baterai. Untuk itu, diperlukan teknologi yang semakin mendukung efisiensi penggunaan daya.


4.    Biaya
Aspek biaya komponen pada cell tower juga menjadi salah satu konsen dalam riset di bidang telekomunikasi.
Adapun kebutuhan teknologi Telekomunikasi ke depan meliputi hal-hal berikut:
1.    Tingkat latency yang cukup rendah
2.    Datarate yang tinggi
3.    Aspek keamanan yang semakin meningkat
4.    Konsumsi daya yang semakin rendah
5.    Biaya komponen yang semakin rendah

f.     Generasi Kelima (5G)
Teknologi generasi kelima (5G) masih dalam tahap penelitian, diperkirakan akan diterapkan mulai tahun 2020. Berbagai pelaku industri Telekomunikasi di dunia telah memulai sejumlah persiapan untuk menyongsong era 5G. Agar tidak tertinggal dari negara lain, Indonesia, yang saat ini baru memasuki era teknologi generasi keempat (4G), perlu melakukan analisis terhadap kesiapan teknologi dan infrastruktur, serta regulasi untuk mempersiapkan masuknya era generasi kelima (5G). Teknologi generasi kelima menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, walaupun sejumlah kendala juga masih muncul.
Adapun fitur-fitur dari teknologi generasi kelima (5G) adalah sebagai berikut:
1.    Kecepatan yang lebih tinggi (hingga 1Gbps)
2.    Bandwidth yang lebih besar (hingga 10 Gbps)
3.    Tingkat latency yang cukup rendah (< 1ms)
4.    Keamanan tingkat tinggi
5.    Konsumsi daya rendah

3.    KESIMPULAN
Indonesia saat ini baru menapaki teknologi 4G dan akan ada kesempatan pembelajaran penerapan teknologi ini untuk adopsi 5G apabila teknologi tersebut telah hadir. Melihat dari timeline ITU dan timeline 5G global dimana pada tahun 2015/2016 merupakan tahap penyusunan key requirements dari teknologi 5G, hal ini merupakan peluang Indonesia agar dapat mempersiapkan hadirnya teknologi ini mulai dari sekarang. Salah satu kesempatan yang dapat dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi peluang industri pendukung teknologi 5G yang masih dapat diproduksi di Indonesia atau setidaknya mempersiapkan industrinya dari sekarang. Terkait dengsan masalah teknologi, dapat dipastikan bahwa Indonesia akan kalah bersaing dengan negara yang telah maju apabila riset baru memulai dari sekarang tetapi apabila hal tersebut dikaitkan dengan kondisi spesifik (unik) di Indonesia maka dapat menjadi masukan dalam forum internasional, dimana negara yang memiliki kondisi yang menyerupai dapat mengadopsi kebijakan yang disusun oleh Indonesia.

REFERENSI
Mehta, Haard, Darpit Patel, Bhaumik Joshi, Hardik Modi. “0G to 5G Mobile Technology: A Survey”. Journal of Basic and Applied Engineering Research Vol. 01 No. 06 (October 2014): 56-60.

Komentar

Postingan Populer